Tanggulangi Bencana, Plan Launching Resilient Island Di Lembata

Lewoleba, seputar-ntt.com – Plan International Indonesia, Program Area Lembata bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Jerman, menginisiasi program ketangguhan Pulau (Resillient Island) yang akan di implementasikan di dua kabupaten yakni Lembata dan Nagekeo. Proyek ini mencakup 9 Kecamatan dan 151 Desa dengan jumlah penduduk 129.482 terdiri dari 60.679 jiwa laki-laki dan 68.803 jiwa perempuan.

Program Resilient Island berfokus pada upaya mengurangi risiko bencana dan iklim di wilayah pesisir di Pulau Flores. Proyek ini menyasar masyarakat, sekolah-sekolah, terutama menjadikan anak sebagai sasaran subyek program. Proyek yang berdurasi 18 bulan yang akan diselenggarakan di dua kabupaten tersebut dimulai bulan Mei 2016 hingga bulan Oktober 2017.

“Di Lembata, kita akan dampingi 5 Kecamatan yakni, kecamatan Ile Ape, Ile Ape Timur, Lebatukan, Omesuri dan Buyasuri. Sementara sebagai desa pilot project kita ambil  10 desa yaitu Jontona, Lamawolo, Lamagute, Napasabok, Amakaka, Hadakewa, Wailolong, Mampir, Lewohung, dan Bareng,” ujar Muhammad Thamrin, Project Manager Resilient Island. Selain itu, kami juga akan menjadikan 10 Sekolah di 5 Kecamatan tersebut sebagai sekolah pilot yakni MIS Lewohung, SDI Tokojaeng, SDI Mulewaq, SDK Baopukang, SDI Bareng, SMP Swasta Ile Lewotolok, SDI Wailolong, SMP Swasta Sinar Swasembada, SDK Atawatung, dan SDK Mawa, lanjut Thamrin.

Dalam pelaksanaan program ini, Plan International Indonesia menggandeng  LSM lokal di Lembata yakni Yayasan Bina Sejahtera (YBS). Tujuan umum proyek ini adalah meningkatkan kesiapsiagaan sekolah, masyarakat, dan pihak pemangku kepentingan dengan memadukan prinsip-prinsip dan nilai-nilai penting seperti perlindungan anak, gender, dan inklusi disabilitas.

“Kami berharap, kami dapat membangun Komitment bersama Pemerintah baik di tingkat kabupaten, kecamatan dan desa untuk menyukseskan program ketangguhan pulau (Resilient Island) di Lembata ini, “ ujar Erlina Dangu, Deputy Program Area Manager Plan Internasional Area Lembata. Untuk menyukseskan agar proyek ini bisa berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan semua pihak terutama pemerintah perlu diadakah penyamaan persepsi dan kesepahaman tentang program Ketangguhan Pulau atau Resilient Island, ujarnya lagi.

Paskalis Tapobali, Staf Ahli Bupati Lembata yang hadir membuka kegiatan launching tersebut mengatakan, program Ketangguhan Pulau ini sangat baik untuk membangun kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan semua stackholder. Terutama terkait ancaman bencana dan bagaimana menghadapi bencana, sasaran yang dituju dapat dilatih untuk meminimalkan resiko yang terjadi akibat bencana.

Launching yang diselenggarakan di aula hotel Palm Lewoleba, Rabu 20 Juli 2016 itu menghadirkan para kepala desa dan kepala sekolah terutama desa dan sekolah yang telah disurvei Plan untuk menjadi sasaran dari program ini. Sedangkan yang dihadirkan untuk ikut menyajikan materi terkait program ini selain Paln sendiri, yakni dinas PPO Lembata dan BPBD Lembata. Broin Tolok

 

Komentar Anda?

Related posts