Kupang, seputar-ntt.com – Pemerintah kota Kupang melalui mitra kerja tim penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Kupang telah bekerjasama dengan PT Debi Agro Indonesia untuk pengolahan sampah menjadi pupuk organik. Pengolahan ini akan berpusat dalam suatu sistem kawasan terpadu, yakni Tempat Pembuangan Akhir Sampah Alak. Rencananya TPA dijadikan tempat wisata Agro yang bernilai ekonomis bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan pembina PKK kota Kupang, Jefirstson R Riwu Kore saat memberikan pengarahan pada acara launching Pengolahan Sampah Organik dari Hulu sampai Hilir dengan Menggunakan Teknologi Tepat Guna, di TPA Alak Kecamatan Alak Kota Kupang, Jumat (23/2/2018).
Dikatakan Jeriko, sapaan wali kota Kupang ini, apabila program itu berjalan dengan baik maka dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. “Apa yang dihasilkan Tim PKK ini akan menghasilkan sesuatu, buat peningkatan ekonomi, buat anak – anak kita. Buat rumah tangga kita, buat lingkungan kita. Dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan kota,”katanya.
Kerjasama yang dibangun dengan PT Debi Agro Indonesia ini, lanjutnya, harus dapat menujukkan hasil untuk perubahan kota Kupang. Apabila sudah menunjukkan hasil yang maksimal, maka pemerintah akan menambahkan anggaran lewat dinas kebersihan. Dia berharap, melalui kerjasama itu dapat menyelesaikan permasalahan sampah di kota Kupang.
“Mari kita bekerja sungguh, bekerja dengan luar biasa. Bahwa apa yang menjadi komitmen kita hari akan berhasil. Kalau ini berhasil, pemerintah kota lewat pak Kadis kebersihan. Juga akan menyalurkan anggaran yang lebih banyak lagi. Untuk kita kerjakan ini. Karena ini akan menjadi motor untuk meningkatkan kesejahteraan di masyarakat,”ungkapnya.
Dewi Ambar Sari dari perwakilan PT Debi Agro Indonesia, mengatakan bahwa langkah pertama dilakukan adalah memberikan pelatihan kepada masyarakat. Kata dia, masyarakat diberi pemahaman dan keterampilan secara bertahap dalam pengolahan sampah organik.
“Saya rencana membuat kawasan wisata Integreted Farming. Awalnya kita mulai dulu dengan pelatihan, tetapi Futurenya nanti akan ke sana. Kita step by step untuk mengedukasi masyarakat mengenai sampahnya dulu yang harus kita atasi,”katanya.
Menurutnya, sistem yang akan dibangun adalah melalui pengurangan sampah melalui Elektronik System budidaya cacing terpadu. Konsepnya adalah dalam satu area, terdiri dari area pemeliharaan cacing, ikan Lele dan sayuran. Cacing dapat dijual langsung maupun diolah menjadi pakan Ikan Lele. Sementara Lele dipelihara dengan sistem Aquaponik bersama sayuran.
“Jadi berat makanan cacing itu sama dengan berat cacing. Cacing, kalau dijual bibit saja nilainya Rp 30 – 40.000 per kilogram. Kalau kita olah menjadi pakan. Cacing itu masa life stylenya hanya 8 bulan. Jadi 8 bulan dia sudah tidak berproduksi kita olah lagi menjadi pakan,”ujarnya.
Dikatakannya bahwa dengan sistem ini, maka lokasi TPA Alak menjadi kawasan yang memiliki daya tarik wisata yang ramah lingkungan. Pengelolaannya, semua data akan terekam secara elektronik. Baik penjualan cacing, ikan Lele, Sayuran maupun pengolahan sampah. Kata dia, sistem itu dibangun untuk mempermudah perekaman data dan dokumen pemantauan.
“Dua Minggu lagi kita akan lakukan pelatihan. Setelah ini kami akan pulang siapakan alat dan bahan, karena semuanya bahan tersedia di Kupang. Bapak mama hanya siapakan lokasi, dan tenaga saja. Semua kita siapkan,”ujarnya.
Apabila sistem ini berjalan sesuai rencana, lanjutnya, maka masalah sampah di Kupang dapat teratasi. Kebiasaan dan pola masyarakat yang membuang sampah tanpa dipilah antara organik dan nonorganik juga dapat teratasi.
“Tujuannya merubah pola pikir masyarakata yang tadinya membuang sampah tanpa dipilah menjadi dipilah. Kalau sudah yang plastik bapak bisa jual ke bank sampah,”katanya.
Keuntungannya dari sistem ini adalah, untuk mendukung program pengolahan sampah berbasis masyarakat di Kupang. Dia mengharapkan masing – masing rumah mempunyai keranjang platik, sehingga sisa – sisa makanan nasi, bisa menjadi makanan Cacing. Kata dia, sampah basah dari pasar, seperti buah – buahan busuk menjadi makanan bergizi cacing.
“Sayur sayuran, itu makanan cacing. Sangat senang dia (Cacing). Sisa – sisa sayuran kasi. Itu buat makan cacing setiap hari di situ. Nanti gemuk setiap bulan, tinggal dipilah. Yang besar di bulan ke tiga sudah bisa jual,”tambahnya.
Kepala dinas kebersihan kota Kupang, Obed Kadji mengatakan area yang direncanakan bangun kawasan terintegrasi di TPA Alak itu seluas 9 hektar. Kata Obed, volume sampah di kota Kupang setiap hari sekitar 550 meter kubik. Sampah – sampah itu belum pilah dari sumbernya.
“Kelemahan kami disini. Kita tidak mempunyai data yang pasti karena. Kita belum memiliki jembatan timbang seperti di propinsi – propinsi lain. karena sampah basah dan kering belum kita punya data yang valid,”katanya.
Tahun lalu, dinas kebersihan telah memproduksi 30 ton pupuk organik. Produksi pupuk itu dilakukan di kantor. Langsung dipilih, sampah – organik langsung di olah menjadi kompos.
“Sampahnya tidak boleh sampai di sini. Sampah organik tidak boleh, sampai ke TPA. Diharapkan tidak ada sisa – sisa. Kami juga membuat kebun contoh di belakang kantor, supaya masyarakat tau mutu dan kualitas pupuk yang kita hasilkan,”Ujarnya.
Dikatakan Obed, di TPA Alak grand desain Taman TPA Alak sudah ada. Sebagian sudah dibangun taman. Pohon hias pendukung telah ditanam. Kata Dia, dengan adanya program tim PKK kota Kupang untuk menata TPA Alak segera terwujud.
Hadir dalam acara Launching ini, ketua PKK Kota Kupang, Hilda Manafe, wakil ketua PKK kota Kupang serta tim penggerak PKK dari kecamatan dan kelurahan se-kota Kupang. (Pelipus Libu Heo