Kupang, seputar-ntt.com—Diusianya yang ke- 10 Tahun BPR Tanaoba Lais Manekat (TLM) terus melayani dengan Kasih, sehingga dapat terus bertumbuh dalam segala hal.
“Hidup ini untuk memecahkan persoalan nasabah, bukan persoalan menghimpun dana atau menyalurkan kredit. Yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan kita,” ungkap Dirut BPR TLM, Robert Fanggidae saat Perayaan HUT BPR TLM ke-10, di Jemaat Tamariska Maulafa Kupang, Sabtu (3/2).
Dikatakan Bobby sapaan Robert Fanggidae bahwa, sangat penting memahami nasabah, mengidentifikasi persoalannya, lalu mengumpulkan data serta memakai alat analisa untuk memecahkan persoalannya, sehingga nasabah mau korelasi.
“Jangan sampai nasabah mendengar motor kita, lalu bangun lari. Karena kita datang dengan amarah,” ujarnya.
Pihaknya sangat bersyukur, karena selama kepemimpinannya 10 tahun ini BPR TLM telah mendapat tujuh kali penghargaan yang diberikan oleh Majalah Infobank, dimana majalah tersebut baru delapan kali menyelenggarakan pemberian penghargaan kepada bank terbaik.
“Dalam satu tahun rata-rata pertumbuhan kita hampir Rp 22 M. Dimana asset tahun 2008 hanya sebesar Rp 22 M dan tahun 2017 lalu sudah mencapai Rp 215 M. Percepatan pertumbuhan kita lebih dari lembaga keuangan mikro yang ada,” tutur Bobby.
Pihaknya sangat menyayangkan, bila ada yang membandingkan dengan Koperasi TLM dimana assetnya yang kini sudah mencapai Rp 500 M.
“Kita di sidang suka ditanya, asset koperasi bisa besar hingga mencapai Rp 500 milyar. Tapi itukan setelah mencapai usia 30 tahun dengan 11 cabang, sedangkan kita baru 10 tahun, bisa tumbuh Rp 21 M/tahun, sedangkan koperasi hanya Rp 16,6 M/tahun,. Jadi kalau kita tidak punya alat ukur yang tepat untuk produktivitas, jangan langsung bandingkan anak SD kelas VI dengan kelas I. Anak sekarang kemajuannya luar biasa dengan kecepatan ilmu pengetahuan dan tehnologi,” sesal Bobby.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Yayasan TLM, Yulius Riwu Kaho member apresiasi terhadap perkembangan BPR TLM dari tahun ke tahun, dan kebijakannya yang mengeluarkan pegawai yang tidak mau berkembang.
“Yang tidak berubah pasti out, apalagi badan usaha seperti BPR TLM ini, pasti tidak akan berusia lama,” jelas Yulius.
Menurut Yulius, ada Pameo bahwa semua berubah, yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri.
“Perubahan yang diinginkan setidaknya lebih cerdas, ini jadi tekad semua orang yang bekerja di grup TLM,” tandasnya.
Pada kesempatan tersebut juga diberikan beasiswa kepada lima Anak Koster dan lima orang Guru. (ira)