Kupang, seputar-ntt.com — Dibandingkan September 2021, tingkat kemiskinan di Provinsi NTT alami penurun di Maret 2022 ini, ada sekitar tujuh faktor yang mempengaruhi kemiskinan tersebut.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Matamira B. Kale pada jumpa pers virtual, Jumat (15/7/2022).
Secara rinci diungkapkan Matamira, pertama, Perekonomian triwulan I/2022 mengalami pertumbuhan sebesar 1,62 persen (y-on-y).
“Angka ini meningkat dibanding capaian triwulan I-2021 terhadap triwulan I-2020 yang hanya tumbuh sebesar 0,22 persen (y-on-y),” papar Matamira.
Kedua, jelas Matamira, pengeluaran konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 0,80 persen (y-on-y), meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang terkontraksi sebesar 3,26 persen.
“Faktor ketiga, laju inflasi umum tercatat menurun selama periode Januari-Maret 2022 yaitu dari 1,01 persen pada Januari 2022, menjadi 0,15 persen pada Maret 2022. Hal ini mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat terus membaik,” ujarnya.
Lalu faktor keempat, tambah Matamira, produksi padi Provinsi NTT subround I (Januari-April) 2022 meningkat sebesar 63,05 ribu ton dibanding subround III (September-Desember) 2021.
“Kelima, tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 3,30 persen atau turun sebesar 0,47 persen poin dibandingkan Agustus 2021 (3,77 persen),” papar Matamira.
Selanjutnya kata Matamira, faktor keenam yakni pada Februari 2022, TPAK di daerah perkotaan menurun sebesar 3,19 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2021, sedangkan TPAK daerah perdesaan meningkat sebesar 1,03 persen poin.
“Dan yang terakhir, pada Maret 2022 sebanyak 76,14 persen orang bekerja pada kegiatan informal, turun sebesar 2,59 persen poin dibanding Februari 2021,” pungkas Matamira. (Joey)