Kupang, Seputar-ntt.com – Wali kota Kupang, Jefirstson R Riwu Kore meminta jemaat pada Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) untuk mendukung pemerintah dalam membangun kota Kupang. Tiga hal penting yang menjadi perhatian jemaat dan pemerintah adalah gerakan menanam pohon, menanam air dan menjaga kebersihan lingkungan.
Permintaan itu disampaikan wali kota Kupang Jefirstson R Riwu Kore pada acara pembukaan pekan perayaan hari ulang tahun GMIT ke 50 tahun dan Reformasi ke 500 tahun, Rabu (25/10/2017) di Gereja Syalom Airnona Kupang.
“Saya minta GMIT membantu pemerintah mewujudkan berbagai program dalam membangun kota ini. Saya mengharapkan jemaat kita menanam pohon untuk menghijaukan kota Kupang ini, menanam air, membersihkan lingkungan. Kiranya dengan 3 hal ini maka 5 tahun akan datang sudah ada perubahan di kota Kupang,”kata Wali kota Jefri.
Menurut wali kota, dalam mewujudkan kota Kupang yang hijau, cukup air dan Kupang bersih perlu ada gerakan moral dari seluruh pihak. Dengan adanya gerakan tersebut kota Kupang yang diharapkan masyarakat dapat terwujud. Pemerintah dan GMIT sudah saat bahu membahu membangun kota Kupang.
Ketua Sinode GMIT, Merry Kolimon, dalam sambutannya mengatakan bahwa warga GMIT perlu meningkatkan iman kepada Tuhan. Mereformasi diri untuk berubah. Katanya, perubahan itu harus dari dalam diri. Sehingga apa yang menjadi harapan pemerintah dapat terwujud karena warga kota Kupang adalah warga GMIT juga.
“Kalau kita bicara 70 tahun akan datang maka kita investasi di bidang pembangunan manusia. Mari kita jadikan perayaan ini sebagai sebuah perayaan doa,”katanya
Ketua Majelis Klasis Sumbawa, Leomardus Taku Besi, dalam khotbahnya mengatakan bahwa perayaan 70 tahun GMIT dan 500 tahun Reformasi adalah sebuah refleksi untuk pembaharuan diri sebagai warga GMIT. Katanya, reformasi gereja Kristen muncul karena Marthen Luther terlebih dahulu telah melakukan pembaharuan diri.
“Di tahun pembaharuan ini kita masih butuh pembaharuan dalam diri sendiri. Dimulai dari diri kita bagi dunia, bagi gereja kita,”katanya.
Ketua panitia pelaksana, Winston Rondo dalam laporannya mengatakan bahwa perayaan tersebut tidak hanya sekedar berkumpul, melihat masa lalu tetapi membangun spirit yang baru demi masa depan warga GMIT. Kegiatan tersebut dirancang dalam bentuk festival dan expo, melibatkan LSM, toko buku dan jemaat klasis.
“Ini sebuah paket yang lengkap bagaimana kehadiran gereja. 30 peserta Expo dari 11 Klasis sudah siap. Ada 54 peserta lomba mewarnai, menggambar 5 peserta. Akan ada seminar dan dialog, bedah buku,”kata ketua Fraksi Demokrat DPRD NTT ini. (Pelipus Libu Heo)