Warga Desa Habi Minta Pemda Sikka Bangun Pemecah Gelombang

Maumere, seputar-ntt.com – Warga Desa Habi yang tinggal di sepanjang pesisir pantai utara tepatnya di wilayah Pantai Paris dan Lokaria meminta Pemerintah Kabupaten Sikka untuk segera membangun pemecah gelombang (breakwater) pasalnya daerah tersebut sering menjadi langganan abrasi pantai saat musim barat.

Selain pemukiman warga yang terancam, beberapa cafe yang menjadi primadona warga kota Maumere untuk berkumpul dan berdiskusi juga ikut terkena dampak akibat abrasi pantai tersebut. Pantai yang selama ini digunakan warga untuk berekreasi juga perlahan mulai menyempit akibat abrasi yang saban tahun selalu terjadi.

Hal ini disampaikan Ketua RT. 13 Desa Habi, Dominikus Kolit ketika mengikuti reses yang dilakukan Anggota DPRD Sikka Fraksi PKPI, Faustinus Vasco, Sabtu (19/8/2017).

“Pantai Paris Lokaria harus segera diselamatkan karena terjadi abrasi. Banyak pohon tumbang, daerah pantai tergerus ombak dan pemukiman terancam. Kami minta pak Vasco tolong dorong Bupati untuk segera bangun pemecah gelombang,” ujar Dominikus.

Menurutnya, setiap tahun warga was-was jika masuk musim barat karena air laut naik hingga ke rumah warga. Bahkan pohon-pohon yang tumbang akibat diterjang gelombang juga menjadi ancaman untuk warga di sana.

“Kalau tidak segera ditangapi bisa jadi akan makan korban,” tegasnya.

Menanggapi hal ini, Vasco mengatakan, kondisi Pantai Paris Lokaria memang “mendesak”  untuk diselamatkan karena akibat abrasi pantai yang cenderung menggerus ke daratan dan merobohkan tanaman kelapa dan pemukiman warga.

Diakuinya, Pantai Paris juga sudah terlanjur menjadi Destinasi Wisata Pantai dimana ada Antonio Coconut Beach (ACB) Caffe, Caffe Rindu, Paris Beach Hotel, Wairhubing Beach dan Paris Cottage yang menjadi tempat warga berekreasi.

Pantai ini juga, lanjutnya, digunakan sebagai Jalur Evakuasi dan tempat orang Habi untuk melakukan ritual kebudayaan.

“Secara Socio Collective Culture, di Pantai Parisorang Habi sering mengadakan seremoni adat. Karena itu, saya akan melanjutkan permintaan pembangunan breakwater ke pemerintah untuk ditinjau,” janji Vasco.

Dikatakan mantan anggota PMKRI ini, pembangunan break water juga dapat menjaga keeksotisan pantai tanpa menghilangkan zona pantai, bentangan ombak dan area pasang naik dan surut. Dengan demikian, pantai tetap berperan sebagaimana mestinya.

Sementara itu, jika yang ditawarkan adalah pembangunan turap maka dampak yang akan muncul adalah kawasan pantai akan hilang sehingga warga tidak dapat berekreasi dan pantai dipenuhi tembok yang membuatnya menjadi tidak indah.

“Ini akan kita rekomendasikan sebagai hasil reses dan akan diperjuangkan sesuai batasan kewenangan yang kami miliki,” papar Vasco.

Untuk diketahui, di bulan Februari lalu gelombang besar yang menghantam pesisir pantai utara tersebut sempat memporak-porandakan beberapa rumah warga. Akibatnya, warga harus mengungsi untuk mencari perlindungan. Hal ini bukan baru terjadi tetapi sudah sering terjadi sehingga harus segera ditanggapi pemerintah mengingat masalah ini masuk dalam kategori kemendesakan.(tos)

Komentar Anda?

Related posts