Warga Oepura Protes Penyaluran Dana Rehabilitasi Rumah

  • Whatsapp

Kupang,seputar-ntt.com – Sebanyak 99 kepala keluarga (KK) mendatangi kantor Lurah Oepura Kota Kupang, Jumat (27/12). Kedatangan mereka memprotes penyaluran dana rehabilitasi rumah dari Kementrian Perumahan Rakyat untuk membantu masyarakat merehabilitasi rumah yang rusak.
Masing-masing KK mendapatkan dana Rp 7.500.000 untuk tahap pertama.
Kedatangan warga ini sempat membuat kaget Lurah Oepura, Marthen Ludji, karena dirinya juga tidak tahu ada penyaluran dana tersebut.Karena, sepengetahun Marthen dana rehabilitasi rumah tersebut seharusnya sudah disalurkan pada tanggan 1-2 Desember 2013.

Namun ternyata baru diinformasikan oleh pendamping kepada warga untuk segera membuka rekening di Bank BRI Oepura Kupang. Warga penerima bantuan memprotes penyaluran dana tersebut karena, tinggal beberapa hari lagi penutupan tahun 2013, sementara mereka harus sudah melaksanakan pekerjaa rehab rumah. Walau protes, warga tetap menuju Kantor Bank BRI Oepura untuk membuka rekening.

Pantauan seputar-ntt.com dilapangan,  warga memenuhi halaman depan Kantor BRI Oepura. Mereka mengambil slip untuk menuliskan biodata mereka.
Salah satu ketua kelompok yang juga Ketua RT 28 RW 11, Samuel Pello, kepada wartawan di halaman Kantor BRI Oepura,mengatakan, dirinya bingung kapan pencairan dana karena tinggal beberapa hari lagi tutup tahun. Sementara, pada saat sosialisasi pencairan dana tahap pertama ini harus dilakukan pada awal bulan Desember 2013.

“Hari ini saja baru baru mau buka rekening, apakah uangnya cairnya kapan kami tidak tahu. Kalau sosialisasi tanggal 1-2 Desember realiasi, tetapi mereka sampaikan dalam dua tahap yakni tahap I dan II, dan diselesaikan dalam waktu dekat dan dalam tahun ini dan tidak boleh lewat. Hanya saja saya tidak tahu apakah hari ini atau besok. Karena ini tinggal tiga hari ini saja,” ujar Samuel.

Samuel juga mempertanyakan penentuan harga yang sudah dilakukan oleh pendamping dan menentukan satu toko bangunan saja yakni Toko Roland Kuanino. Ia mengatakan, ada perbedaan data antara apa yang diusulkan warga dengan apa yang tertera di dalam surat yang disampaikan pendamping. Harganya pun dimark up. Misalnya semen Rp 45.000, tetapi di dalam surat Rp 50.000.
Ia berharap, pendamping lebih terbuka kepada warga agar penyaluran dana ini dilakukan tepat sasaran.

Sementara Ketua RT 32 RW 11, Bernabas Rihi Tunga, mengatakan, pada saat sosialisasi di kantor lurah dengan pendamping harus bentuk kelompok dan harus ada pendamping. Menurutnya, warga tidak ingin dipusingkan sehingga dana tersebut sebaiknya disalurkan langsung ke warga agar warga tahu persis apa yang akan dilakukan untuk rehabilitasi rumahnya.

Menurutnya, saat ini penyaluran dana dilakukan melalui rekening ketua kelompok dan warga hanya menerima bahan rumah saja.
Ia mengatakan, dalam data yang warga melihat ada perbedaan harga barang dari yang ada dipasaran dengan yang ditulis dalam data tersbut. Warga juga harus mengambil barang melalui toko yang sudah ditentukan, sementara hargannya tidak sesuai dengan harga pasaran.

Ia berharap, kalau boleh berikan saja uang tunai kepada masyarakat, dan diawasi biar kami membelanjakan sesuai dengan kebutuhan yang ada setiap KK. (riflan hayon)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *