Kupang, seputar-ntt.com – Yayasan Tunas Muda Indonesia (YTMI) NTT Menggelar diskusi bersama anak Muda Flobamorata NTT pada Kamis, (24/1/2018) di kediaman Ketua DPD I Golkar NTT, Melki Laka Lena. Diskusi dengan tema Pilkada dan masa depan NTT ini di moderatori langsung Melki Laka Lena dan ketua YTMI NTT Satuminus Djawa.
Dikskusi Ilmiah yang dilakukan ini sangat obyektif dan rasional karena tidak mengarahkan pilihan kepada salah satu paket tertentu. Diskusi tersebut membahas semua paket yang punya gagasan dan visi misi yang jelas. Diharapkan, apa yang menjadi visi dan misi baik bupati maupun gubernur dapat diimplementasi dengan baik jika mendapat kepercayaan dari rakyat.
Para peserta diskusi yang terdiri dari anak muda NTT yang tersebar di berbagai kabupaten ini sangat antusis sebab mereka tidak diarahkan untuk memilih calon tertentu. Mereka diharapkan bisa memilih calon pemimpin yang tulus dalam membangun NTT kedepan.
Menghadapi Pilkada serentak pada 27 Juni 2018 nanti, Melki Laka Lena berharap agar anak muda NTT harus menjadi jembatan untuk merespon dan mengkaji setiap visi misi dan program para calon. “Anak muda di NTT jangan hanya menjadi pemilih saja tapi tapi harus memberi sumbangsi dan gagasan untuk NTT yang lebih baik,” kata Melki.
Melki Laka Lena mengatakan, anak muda NTT tidak boleh memilih pemimpin berdasarkan identitas yakni suku, ras dan agama. ” Anak myda juga tidak boleh terjebak dalam money politik tetapi harus benar-benar melihat figur yanh layak dan pantas untuk membangun NTT berdasarkan gagasan, visi misi dan program yang mereka tawarkan agar NTT keluar dari berbagai ketimpangan sosial,” tegas Melki.
Sementara Ketua YTMI NTT, Saturminus Jawa menyampaikan bahwa orang muda harus keluar dari sekat – sekat primodialisme dan anak muda harus jauh dari hal-hal pragmatis yang sifatnya sesaat agar rasional berpikir kita lebih berguna bagi NTT.
“Anak muda tidak boleh terkungkung dalam sekat primordial sebab ditangan merekalah Bhineka Tunggal Ika tetap terjaga. Jika orang muda tak mampu keluar dari sekat itu maka kita akan kehilangan persatuan yang telah direkat oleh para pendahulu dan pendiri bangsa ini,” pungkas Saturminus. (*jrg)